Jalan Menuju Surga Menurut Al-Qur’an
Jalan Menuju Surga
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Bissmillahirrohmanirrohim.
Kejujuran akan membimbing kepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing jalan ke Surga dan sebaliknya dusta atau kebohongan akan membimbing kepada kejahatan, maka kejahatan mengantarkan kepada neraka.
Allah subhanahu wata’ala mengabarkan kepada kita keutamaan Ash shidq. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah engkau semua bersama-sama dengan para shiddiqin (orang-orang yang jujur perilakunya).” (At Taubah: 119)
فَلَوْ صَدَقُوا اللهَ لَكَانَ خَيْراً لَهُمْ
“Dan andaikata mereka itu bersikap benar terhadap Allah, pastilah hal itu amat baik untuk mereka sendiri.” (Muhammad: 21)
وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Az Zumar: 33)
Di dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إنَّ الصِّدقَ يَهْدِي إِلَى البرِّ ، وإنَّ البر يَهدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وإنَّ الرَّجُلَ لَيَصدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقاً . وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ الله كَذَّاباً
“Sesungguhnya ash shidq (kejujuran) itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke surga dan sesungguhnya seorang bermaksud untuk jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu menunjukkan kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu menunjukkan kepada neraka. Sesungguhnya seorang itu bermaksud untuk berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang suka berdusta.” (Muttafaq ‘alaih)
Nabi Shallallahu’alaihi wasallam telah menerangkan bahwa kejujuran adalah watak dasar yang dapat membuahkan kebaikan, sedangkan kedustaan akan mewujud sebagai kejahatan. Dan sungguh Allah Tabaroka wata’ala berfirman
إِنَّ الأبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.” (Al Infithar: 13-14)
Yusuf ibnu Asbath Rahimahullahu Ta’ala dan ulama lainnya berkata, “tidaklah seorang hamba berlaku jujur kepada Allah Ta’ala kecuali Allah Tabaroka wata’ala akan berbuat (baik) kepadanya.” Pernyataan semacam ini cukup banyak.
Kejujuran dan keikhlasan merupakan realisasi nilai keimanan dan keislaman. Karena orang yang berpenampilan sebagai orang Islam terbagi dalam dua kelompok; (yaitu) orang mukmin dan orang munafik. Namun yang membedakan keduanya adalah kejujuran.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad, hanya Allah yang memberi taufik dan petunjuk.